Kerumunan pun terberai
Sesosok ciptaan Tuhan terlihat
Bagaikan kilatan cahaya
Yang menembus tanpa mengetuk pintu
Kamu menyelinap ke selasar hatiku
Tanpa seberkas hai maupun permisi
Mungkin ini yang dinamakan pandangan pertama
Tanpa peduli hitam atau putih
Tanpat peduli padat atau cair
Kamu dan aku
Kamu disana, aku disini
Selalu seperti ini;
dan mungkin akan terus seperti ini
Kamu bagaikan angkasa, dan aku inti bumi
Terpisah milyaran kilometer
Tidak terjamah satu sama lain
Terdiam aku di dekatmu
Sepintas saja kau ku lewati
Atmosfir yang berbeda terasa menembus pori,
terbawa aliran darah,
dan sampai di jantung
Membuat debaran istimewa yang tak beraturan
Menyesakkan nafas, menahan kegembiraan
Disinilah aku, memandang indahnya kamu
Terjebak dalam bayangmu,
dikurung dalam perasaan sendiri
Banyak kalimat yang ingin melompat keluar
Dan mulut ingin menganga mempersilahkannya
Namun sayang,
Ternyata lidah dikalahkan oleh keegoisan hati
Dipaksa menelan kembali
Kalimat yang sudah disusun rapi
Ketahuilah,
Bila kamu membutuhkan seseorang untuk bersandar sejenak,
Seseorang untuk berbagi pahit manis cerita kehidupan,
Seseorang untuk membantumu bangkit setelah terjatuh,
Maka menolehlah ke belakang,
disitu aku dalam bayangmu
Dan bagiku, ya, tidak ada masalah
Selama yang mereka bilang itu benar
Jika diam adalah emas
Akan ku genggam diam itu erat-erat
Selama masih bisa melihat tawamu
Selama masih bisa melihat candamu
Meski hanya dalam bayangmu
Dengar musikalisasi puisinya oleh Wina Ermawati
di https://soundcloud.com/jasmineamalya/dalam-bayangmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar