12.1.14

Sesal

Pernahkah kamu menangkap bayangan seseorang di pelupuk matamu, kemudian tak sengaja satu persatu air jatuh dari kantung air matamu hanya karena menatapnya? Aku baru saja mengalaminya, kemarin.

Masih teringat ketika pertama kali ada nama yang selalu disenandungkan hati kecil ini. Ketika pertama kali menjadi tak karuan sikap ini saat seseorang itu berjalan melewatiku. Parahnya, ketika pertama kali aku curahkan perhatian dengan sedikit berlebihan kepada seseorang itu. Untuk mengerti penyebabnya butuh waktu bertahun sampai temanku berkata, 'mungkin itu cinta?'. Pun butuh waktu bertahun sampai seseorang itu akhirnya datang dan menyatakan rangkaian kata indah dari hatinya ke hatiku.

Awam aku dibuatnya. Pertama kali aku menjalani yang seperti itu. Aku tidak tau harus apa. Tapi aku sok tau. Sampai akhirnya ku rusak hari-hari bahagia kami dengan sedikit menambahkan bumbu pada konflik-konflik yang seharusnya bukan suatu yang perlu dijadikan sebesar itu. Berlebihan. Bodoh. Egois. Itu aku.

Dewasa ini, aku selalu menghujat diri sendiri. Beberapa perumpaan seperti, 'jika dulu begini pasti sekarang begini, jika dulu begitu pasti sekarang begitu' pun selalu dilontarkan dari mulut yang sesak dengan penyesalan ini. Apa yang membuat hati ini teriris adalah beberapa gambaran diri yang dia pantulkan lewat matanya dan tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang sehingga selalu terlukis di hatiku. Dewasa. Sabar. Lembut. Itu dia.

Ini kisah tentang cinta, bukan kisah cinta. Memang, aku belum menemukan apa arti kata itu. Tapi aku tidak bisa mengelak kalau aku pertama kali mengenal kata itu dan hampir mengetahui artinya dari dia. Hampir? Ya hampir. Jika aku tidak se-bodoh itu. Beberapa lama lagi aku harap aku dapat menemukan arti kata itu. Walaupun dengan dia lagi atau bukan dengan dia lagi.

Toh, bukan sesal namanya jika ada di awal, kan? Karena pada akhirnya memang akan ada sebagian orang yang akan sebenar-benarnya tau kalau kita menyayangi seseorang dalam waktu yang kurang tepat, yaitu ketika kita membiarkannya pergi begitu saja dan akhirnya menyadari bahwa kita tidak bisa apa-apa lagi. Contoh saja aku.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar