Tampilkan postingan dengan label kiddy love. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kiddy love. Tampilkan semua postingan

30.10.14

Kembali ke awal

Yah, mau tidak mau aku mendengar omongan-omongan orang yang tidak mau aku dengar lagi, blog. Harus menerima tatapan kasihan orang pada aku lagi. Mengulang kondisi dan situasi yang dulu pernah beberapa kali aku lewati. 

Mereka bilang aku bodoh. Karena membuka pintu lagi. Karena menutup pintu untuk orang-orang baru. Haha. Aku begitu karena semuanya sempat terasa begitu indah, belum ada lagi yang bisa membuat aku se-nyaman ketika bersama dia. Siapa yang sanggup menghentikan semuanya ketika sesuatu tersebut sedang indah-indahnya? 

Tapi apa mereka benar bahwa aku memang bodoh? Tapi kenapa akhirnya selalu seperti ini, ya? Jadi pihak yang ditinggalkan lagi. Jadi pihak yang sedih-sedihan lagi. Capek juga. Ah, dia bilang jangan terlalu pikirin apa kata orang. Tapi kenapa aku tidak bisa, ya. Aku masih peduli apa kata orang. Sehingga ketika mereka bilang aku bodoh, aku semakin benci diriku sendiri karena aku tidak bisa menyangkalnya. 

Jujur, tidak mudah, sangat tidak mudah untuk aku berada di posisi seperti ini lagi untuk ke sekian kalinya. Tapi ini cara yang menurut aku paling bisa aku lakukan. Menghindar dari semuanya. Berteman dengan musik, laptop, tempat sepi, kesendirian dan gelap malam. Pulang cepat. Tidak berinteraksi banyak dengan teman-teman termasuk dengan dia. Cara apalagi yang bisa aku lakukan untuk menyembunyikan kesedihan selain menjauh dari semua orang? Cara apalagi yang bisa aku lakukan untuk menghindar dari hal-hal yang membuat aku sakit ketika aku melihatnya?

Dia bilang ngapain mikirin yang kayak begini terus? Disamping kita masih punya kewajiban yaitu belajar. Tapi, aku bukan hanya punya otak untuk belajar, aku juga masih punya hati untuk merasakan sesuatu. Coba pikir, memangnya siapa yang mau sedih terus menerus? Aku juga tidak mau kok. Tapi siapa sih yang bisa mengontrol hati? Siapa sih yang bisa mengontrol hati untuk tidak jatuh lagi kepada dia?

Tapi, kalau memang dia maunya seperti ini. Kalau memang dia maunya pergi dan kembali kesana. Siapa bisa larang. Siapa bisa cegah. Aku tidak punya andil karena aku bukan siapa-siapa. Aku hanya bisa,

pergi dan kembali sendiri.

Lagi dan lagi

Aku tahu, sudah dua bulan absen dari blog ini. Ya, beberapa bulan kemarin dunia maya kalah indah dibanding dunia nyata. Beberapa bulan kemarin aku sedang berada di atas roda. Menjalani setiap harinya dengan semua warna kecuali hitam. Setidaknya itu yang aku rasakan, bahagia.

Tapi mulai hari ini, sepertinya aku akan kembali menulis di blog ini. Karena dunia nyata tidak bekerja sesuai yang aku inginkan. Maaf blog, kamu harus aku jadikan pelarian ketika aku sedang di bawah roda. Karena aku tidak tahu lagi kemana aku harus mengadu. Mungkin teman-temanku sudah bosan mendengar cerita seperti ini. Mungkin teman-temanku sudah bosan memberi saran yang akhirnya tidak pernah aku dengar. Mungkin teman-temanku sudah bosan melihat muka jelekku ketika air mata itu jatuh terus menerus. Lagian aku juga sudah malu sama teman-temanku kalau terus menerus cerita masalah ini, kalau terus menerus cerita bahwa aku jatuh lagi ke lubang yang sama. Aku jadi berpikir, apa mereka masih mau menghapus air-air di mataku? Syukur-syukur masih mau mendengar ceritaku. Ya, aku kira seperti itu. 

Bicara soal kamu blog, yang selalu aku jadikan pelarian. Aku pikir itu yang sedang aku rasakan. 

Awalnya aku bisa menerima kalau dia pergi dengan alasan yang seperti itu.
Tapi kenapa akhir2 ini alasannya semakin memudar? Dia tidak bohong kan, blog?

Awalnya aku masih tenang karena walaupun keadaan seperti ini, dia akan selalu ada.
Tapi kenapa akhir2 ini bayangannya semakin menjauh? Dia tidak bohong kan, blog?

Awalnya aku percaya dia tidak akan kembali kepada sesuatu yang selalu dia tepis.
Tapi kenapa akhir2 ini tandanya semakin jelas? Dia tidak bohong kan, blog?

Haha dipikir2 ngapain aku nanya ke kamu ya, blog. Toh, tidak akan terjawab. Tapi untuk nanya langsung, aku terlalu takut akan jawabannya.

Aku sadar, aku menyesal karena diriku sendiri. Aku hanya merasa aku menyia-nyiakan kesempatan. Ketika dia bersamaku, mungkin usahaku untuk jadi yang terbaik untuknya kurang? Yang aku bisa hanya lebih meyakinkan dia kalau aku tidak bisa menjadi rumah untuk dia. Apa ini memang takdir? Untuk selalu dijadikan pelarian? Untuk selalu dijadikan pilihan? Ah, sejahat itu ya semesta?

4.5.14

The Hundredth Chance, The Hundredth Pain.

Second chances have never been a problem with me... I tend to give 7 or 8 or 100 or 9999 before I realize I'm a fucking idiot.

He was coming back for the 932842787984th times. It was once so good, so perfect. Feeling to be loved is the most beautiful thing of all. When you wake up, about to sleep, you smile cause that was brighten your days.

But it never worked out, never meant to be. He was just too sorry to see me cry in past day. It's kinda messed up. How all of a sudden, someone just wakes up and decides to never talk to you again, care for you again. No reason. No explanation. No words said. They just leave you hanging like you never meant a shit to them. And what hurts the most is how they made it look so easy.

Tell me why? Maybe I was naive got lost in your eyes and never really had a chance? Maybe we got lost in translation? Maybe I asked for too much? Or maybe this thing was a masterpiece till you tore it all up?

Heart just be like I can't handle this kind of pain no more. So sick. I'm too weak. I can't walk around with my head and chin up. But brain be like I can do it. I am stronger than I think. I can get over it. I can get it out from my mind. I can walk with my chin up. I can smile again. Cause I am gonna find someone someday who might actually treat me well.

Thank you dear you,
...for being the reason why I was happy
...you made me feel special
...you made me feel loved
Thank you, for everything we've been through.
:)

20.11.13

Jika & Hanya Jika

Tahun ini, hari ke-dua puluh bulan ke-sebelas.
Dua tahun kemarin, hari ke-dua puluh bulan ke-sebelas juga.

Memendam selama itu bukan suatu yang mudah, namun pula bukan suatu yang sulit. Awalnya hanya secuil mengagumi kemudian berubah menjadi harapan yang berujung pada mimpi.

Beberapa tahun menjadi rahasia umum, saya pada dia. Dia? Tidak ada yang tahu.
Kaku dan dingin dan tertutup namun menyenangkan, saya kira.

Semuanya berubah, saya dan dia semakin dewasa.
Saat dia mulai memudar dari pandangan saya, dia.... datang.
Berawal dari media sosial ber-ikon ungu dengan satu emotikon, kami memulai.
Untungnya sesuatu itu masih tersisa di saya.

Satu minggu pagi yang cerah, satu sepeda bersandar di tembok rumah saya.
Pemiliknya meminta saya untuk keluar rumah, menemui dia.
Begitu cepat, namun begitu lama.
Kami memulai sebenar-benarnya. Saya, dia menjadi k a m i.

Dia, tidak dapat dideskripsikan. Nyaman, tenang, sabar ya mungkin itu salah satu kata dari banyak sekali kata yang dapat saya gambarkan.
Namun, begitu saja. Hanya seumur jagung. Diakhiri, karena saya. 
Saya yang kurang jelas kenapa.Saya yang kurang jelas ada apa.

Disini ada penyesalan. Bukan penyesalan seperti itu.
Saya hanya.... merasa jahat. Sangat jahat.
Saya juga.... merasa telah menyia-nyiakan, sesuatu yang seharusnya berharga untuk diperjuangkan.

Mungkin maaf? Untuk dahulu, sekarang dan nanti.
Saya takut... kata banyak orang akan menjadi benar.



Ah, tidak.

3.7.13

dear

All I hear is raindrops, falling on the rooftops
Uh baby, tell me why'd you have to go?

hello, I'm here.
This is Wednesday-night. 20:40 wib.
and rain is falling heavily
.... and I'm home alone tonite.


So, I grab my laptop. Searching something I can read or watch. And I decided to open my twitter. I was scrolling the timeline when I found someone tweeted a photo. So, I opened it and the photo was about her and her boyfriend, holding each other's hand. And I was like.... hmm I'm envy. And I saw her bf favorited her tweet. I dunno why I opened his profile and I found a photo in his profile. It was him and you, you wore glasses there.

Officially Missing You by Tamia is accompanying me on this lonely night. I am thinking of you all over again. I am wondering what are you doing now, there. My prayers always go to you. Take care and I hope you come back safely. I... miss... you.

I am remembering bout all the past days, the things we've been through together. About how you made me safe. How you made my past days. How you created my smile. Oh those were lovely days. I don't understand anymore why these tears are falling from my eyes all of sudden. Maybe they are missing you too, dear.

I can't take this uncertainty. Sometimes I miss you, but sometimes I realize that I shouldn't. Everytime you around me, I feel happy because I know you are with me at the moment, not with the other. But when you're not, I am scared. I am scared if someone make you happier than I could. Please, you don't realize that your behaviors make me confused, do you? I need you but I really can't take this uncertainty.

29.5.13

welcome, stranger.




and all these butterflies in my stomach say welcome to you,
dear stranger :D

P.S. I love your smile by the way


29.4.13

oh God why

this post will not be cool nor happy. this is about several questions I'd like to ask to the God.

oh God why. why did You create those sad endings? I mean everything with the unexpected and unwanted results. the example is what I feel lately, You made him come in to my life and You made him to be a key for my happiness,  then after I gave him all the pieces of my heart, You suddenly made him go. I thought he belongs to my precious life like forever but now I know he didn't. "Everything happens for a reason" that's what they said but why can't I find the reason about the fact that You let him go from my life and make me feel like I'm the most mournful lil girl?

oh God why. why did You let him go? we have not even do many things together as I planned before. You made this story very short though I expect this one can be longer than about several years ago. now everyone blames on me and call it karma but well I can't fight this feeling anymore that it's been month but I still can't get over him.

oh God why. why do You still give me the butterflies on my stomach every time I see him? why can't You just erase this feeling so I should not feel this hell-yeah feelings. I feel he hates me now but I just don't know why. I feel he is happier without me but I just don't know why. I feel like I need him but please answer this one question; what's the point of I need him but he doesn't need me, God?

oh God why. I bet he'll never remember the things I'll never forget. This sounds a lil bit selfish but I hate that I kinda miss him. I hate that we don't talk anymore, and we're basically strangers. I miss how him made me feel, cause those few weeks made me really happy. I hate that he was already long gone. I hate that we don't even keep in touch. I hate that we had all these plans, that will now be forgotten. but no I can't keep thinking that he'll coming back. I just hate it but truth is I miss those good old days and I wish I could go back, dear God.

but in this last paragraph, let me say thanks for You. cause You've sent him to make my life more precious even if it just in a short term. thanks for meeting me with him, dear God.

29.3.13

the reason


"Why do I cry like a lot?"

"baby please, we separated not because sumtin complicated like cheatin or what else. I dont even know why, but I still am not over him."

"I know you two were meant to be like again but please, we separate not yet a week. so, you should know that this feeling has not gone yet. you have ever been been in my place and I have ever been in your place. I know nothing is happier than to be loved and you supposed to know how it feels to be abandoned."

"or maybe you dont think what it feels to see sumthin happy between you and him on wherever make me hurt, do you? I am sorry, I know this called selfish. I know I've said it before but I still am not over him."

"I am sorry if I ruin your relationship but this time I beg you to give me a little more time to let him go because I am moving on but I am not moved on."

"last but not least, I am really sorry"

20.3.13

Adakah ku tak pernah cukup untukmu hingga,
kau dua kan aku dan dirinya
Jika memang dia yang bahagiakan kamu,
sudah pergilah sudah hentikanlah

Pergilah, ku mampu sendiri,
tanpamu walau takkan mudah

Kau mendewasakan aku,
membuatku mengerti bahwa kau bukkan yang terbaik untukku.
Kau memang tlah sakiti ku, namun dengarlah; 
Terimakasih kau pernah beri ku bahagia. 

- Mendewasakanku, MMC -

12.3.13

Disini Sendiri



Terkadang yang aku lakukan hanyalah berdiam diri di tengah keramaian. 

Memandang mereka yang sedang bertukar senyum satu sama lain. Memandang mereka yang sedang bercanda satu sama lain. Memandang mereka yang bertukar cerita hidup satu sama lain. Namun jahatnya aku, pemandangan antara dua insan yang sedang mencinta tersebut malah membuat hati tersedih dan jiwa kecewa karena sikap mereka.

"Aku juga punya kamu, tapi kenapa kita gak kayak gitu ya?"

Begitu kira-kira suara hati yang keluar tanpa izin. Mereka terlihat sangat bahagia. Hati kecil kadang berteriak kata 'iri' tanpa henti sambil berkata; Mengapa aku tidak bisa seperti mereka? Ah, tepatnya mengapa kita tidak bisa seperti mereka? Mengapa aku malah berdiri sendiri berpangku tangan disini? Kemana perginya kamu, sayang?

Jangan pergi terlalu jauh tanpa pamit. Coba tolehkan kepalamu ke belakang sedikit. Lihat aku lagi. Tebarkan rasa pedulimu itu seperti dahulu. Aku merasa, kita kehilangan waktu. Aku merasa, aku kehilanganmu. Dan aku merasa, kamu kehilangan dirimu yang dulu. 

Aku tak tahan melewati persimpangan situasi ini sendiri. Melewati tikungan kondisi ini sendiri. Aku hanya takut tersesat di tengah banyak orang tanpa ada pegangan lagi. Kepada kamu, pegangan hatiku dalam rumitnya dunia ini, pengisi ruang kosong hatiku, penyebab senyuman bibirku, pelipur lara hatiku, penghapus air mataku, kembalilah.

Dan aku akan tetap disini, sendiri di tengah keramaian dengan secercah harapan bahwa kamu akan hadir lagi dalam keramaian ini. Suatu hari nanti.


7.3.13

Satu Keping Hati


Ternyata menelusuri hatimu tidak semudah yang ku kira. Ku kira permukaannya terbentang luas bagaikan permadani langit milik alam. Nyatanya, ada saja satu bagian yang berlubang  dan mungkin bagian tersebut hilang di penglihatanku.

Apa ada yang pernah memiliki namun tidak merasa seutuhnya? Atau hanya aku yang hiperbola karena sedang merasa seperti itu? Aku tidak tahu apa nama perasaan ini, aku cuman tau wujudnya. Sebenarnya rasa ini tak terdeskripsikan... namun sedikit kata yang bisa sedikit menggambarkan yaitu seperti rasa sayang selalu terselimut rasa khawatir yang menggunung karena terlalu banyak pertanyaan tak terjawab saat melihat 'hal-hal' yang membuat hati gelisah.

"Ah, masa iya? Jangan bilang gitu dong, sedih."

"Ah, yang bener masih kayak gitu? Beneran liat sendiri?"

"Sering banget masih kayak gitu emang?"

"Ini maksudnya apa ya?"

Begitu kira-kira pertanyaan hatiku-untuk-merespon-'mereka'-yang bercerita-tentangmu-padaku yang tidak bisa terbendung dan sesekali berbentur menjadi air yang kemudian dengan tidak sengaja tumpah dengan sendirinya dari bilik mata. Siapa yang bisa menjawab, menurutku hanya satu keping hatimu yang hilang dan mungkin masih tertinggal padanya.

Tahu diri dan mencoba mengerti. Dua frase itu yang selalu ku tanam dalam otakku walau terkadang hati tidak bisa setegar otakku. Aku harus tahu diri karena mereka memang begitu adanya. Dan soal mencoba mengerti? Ya, mencoba mengerti karena lagi-lagi mereka begitu adanya. Siapa aku untuk bisa melarang hubungan antara dua orang? 

Hanya waktu yang bisa menjawab soal memiliki seutuhnya ini. Aku disini, hanya bisa berharap satu keping hati yang mungkin masih tertinggal itu kembali dan tersusun sempurna sehingga menjadi utuh dan bisa terduduk manis di pangkuan hatiku. Selamanya.

inspired by : http://daraprayoga.wordpress.com/

17.2.13

29.1.13





"Come on baby it's you. You're the one that gives your all. You're the one I can always call. When I need to make everything stop. Finally, you put my love on top"



17.12.12




"Bahasa tubuhnya membuat desah angin membuka lembaran lama. Lembar dimana kita masih bertukar cerita kehidupan. Sampai tanpa sadar bibir ini melengkungkan senyuman. Ah, indahnya saat itu"
                                                                           - jasmineaz; Dec 17th, 2012 -





Kisah setengah nyata.

Ya, ini bukan puisi. Melainkan prosa. Kisah ini adalah kisah setengah nyata tentang cerita hidupku hari ini. Tentang hebatnya hari ini. Tentang bagaimana hal kecil darimu bisa membuat 'hari' ku. Hari yang selalu aku inginkan setiap harinya. Walaupun cerita ini tidak seutuhnya terjadi, melainkan hanya diadaptasi beberapa halnya.

***

Acara tahunan itu berlangsung di lain tempat dengan setahun kemarin, tahunku, tahun kami, tahun kita. Kurang lebih bagus tempatnya dari tahun kemarin dan lebih jauh di segi jarak dari sekolahku yang sekarang. Namun, dengan bermodal penasaran melihat penampilan mereka dan perasaan 'siapa tau kamu ada disana' membuat kakiku melangkah juga mencari gedung yang mereka maksud walau cuman sendiri. 

Sampai disana, terasa janggal. "Kenapa semua murid putih biru ada di luar gedung?" Pikiran 'mungkin acaranya sudah selesai' pun menghantui. Taunya, temanku menghampiri dan ternyata acara tersebut belum selesai. Hanya sedang ada jeda sedikit karena kelas ketiga selesai memberikan penampilannya, sekarang giliran satu kelas lagi, kelas keempat. "Ah, aku telat. Cuman bisa nonton satu kelas", ucapku. 

Dengan kecewa, aku melangkahkan kaki ke dalam gedung. Cukup penuh isi gedung ini. Banyak adik kelas yang sedang menonton juga. Terlihat banyak teman-teman terdahulu yang sedang berada di barisan depan menonton penampilan mereka. Dikerumunannya, ada sesosok orang yang tidak asing lagi buatku. Memang semuanya tidak asing. Tapi, kamu yang paling berbeda di mataku. Orang yang dulu bertukar cerita kehidupan denganku setiap harinya. Yang dulu menemani di setiap gelak tawa dan candaku. Yang dulu menemani saat keluh kesahku tidak bisa terbendung lagi. Ya, dulu.

"Ngapain kesini lu? hahaha", begitu ucapmu dengan terselip candaan ringan saat mata kita saling bertemu. Candamu masih seperti dulu, tidak berubah. Membuat desir angin dengan tidak sengaja membuka lembaran lama. Dan terbentuklah lengkungan di bibirku. Ya, aku tersenyum. Hanya dengan beberapa patah kata disertai senyum yang kau lemparkan bisa membuat suasana hatiku juga menjadi selalu ingin tersenyum. Aneh.

"Apasiiih", aku melewati kamu dan duduk di serong depanmu bersama temanku yang lain. hanya satu kata itu yang dapat ku lontarkan untuk membalas sapaanmu. Tidak bisa berkata apa-apa lagi. Akibat senang yang membludak keluar karena sudah lama sekali rasanya tidak mendengar candamu. Semenjak kamu datang, menghilang, data, menghilang sampai akhirnya benar-benar menghilang. Semenjak dipisahkan oleh jarak. Oleh kenyataan yang memang harus diterima. Ya, tidak dalam satu lingkungan lagi dalam menjalani kehidupan di seragam putih abu ini.

Dengan konsentrasi yang kurang aku menonton penampilan mereka. Sesekali pupil mataku bergerak menuju ujung mata. Melihat gerak gerikmu membuatku senang. Senang akhirnya bisa melihatmu lagi. Dan pada suatu saat dengan refleks leherku membawa mataku menengok ke arah kanan dan....mata kita bertemu lagi. Kontan aku mensugestikan leherku untuk menghadap ke depan lagi. Hingga saat itu, leherku tidak berani lagi hanya pupilku yang masih sesekali mencuri-curi kesempatan untuk pindah ke ujung mata. 

Tidak betah dengan hawa panas yang menyelimuti di ruangan itu, aku dan seorang temanku pun keluar sebentar. Mencari udara, juga makanan. Karena terlalu malas untuk kembali ke tempat semula, aku dan temanku duduk di bangku-bangku dekat pintu gedung bersama teman-teman yang lain. Menyaksikan kamu dari belakang dan dari arah lebih jauh juga tidak masalah, kok. Selagi tidak kehilangan kamu di bola mataku.

Ketika pandangan mataku sedang ke arah punggungmu, kamu dan temanmu berdiri. Membawa tas. Terbesit dipikiranku kalau kamu mau pulang. Ah, benar kamu menuju arah pintu dan keluar. Sedih juga rasanya hanya hitungan menit dapat melihatmu lagi setelah waktu yang cukup lama. Dengan perasaan kecewa aku mencoba fokus kepada penampilan di atas panggung.

Beberapa menit kemudian, kamu hadir lagi bersama temanmu. Terlihat temanmu membawa sebotol pepsi. Ternyata hanya ke supermarket sebelah gedung. Ah, rasa senang itu muncul lagi. Dan oh! Kamu tidak menuju ke tempat semulamu. Melainkan berjalan ke arah ini. Temanmu yang membawa botol pepsi berjalan ke arah ku dan bertukar cerita sebentar kepadaku. Dengan refleks aku meraih botol pepsi temanmu. Hanya dengan kata-kata 'minta bro' tanpa menunggu temanmu mengangguk, aku mengambil botolnya dan meminumnya. Haha tidak tahu malu. 

"Eh itu bukan punya gue!", sahut temanmu sambil senyum-senyum kecil setelah seteguk pepsi melewati kerongkonganku. "HAH?! Punya siapa?", refleks ucapku tanpa dapat mengontrol volume suaraku. "Punya siapa hayoooo!", ucap temanmu dengan nada yang semakin membuat penasaran. "Itu punya gue tauuuu", ucapmu dengan setengah tertawa. Aku kaget dan segera minta maaf. Semua yang ada disitu sepertinya tau kisah kita dulu. Kontan mereka melihatku dan tersenyum mengejek. Hahaha andai saja kamu tau apa yang ada dihatiku. Kesal sekaligus senang. Perasaan yang campur aduk. Dan muka yang merah. 

Dari peristiwa itu, aku mendapati kita sedang tenggelam pada percakapan ringan satu sama lain. Lagi-lagi senangnya bisa mendapati moment ini kembali. Setelah berbulan-bulan lamanya kehilangan suaramu, akhirnya kembali juga. Walaupun hanya untuk sementara.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya penampilan mereka sudah di penghujung acara. Kamu dan temanmu berdiri. Memberikan salam pamit berupa telapak tangan yang kamu harap dibalas telapak tangan juga. Mulai dari teman di depanku dan sampai terakhir ke tempatku. Samar-samar tersengar suara temanmu "Yang itu juga kasih tos dong" kamu memberikan telapak tanganmu dan berkata "Duluan yaaa...", yang segera aku balas dengan membuka telapak tanganku dan mendaratkannya tepat di telapak tanganmu. Nyaman yang pertama kali kurasakan. Dari ujung mataku, aku bisa melihat temanku dan temanmu saling bertukar pandang dengan bibir yang hampir terbuka lebar dan siap mengeluarkan tawanya. Haaaaaa lagi-lagi mereka begitu, pikirku. Aku tersenyum sebentar dan kamu pergi meninggalkan gedung ini.

Pertemuan singkat ini pun berakhir. Yang bisa aku lakukan hanya berharap agar saat-saat ini terulang kembali. Mungkin besok di hari kedua acara ini. Mungkin kapan-kapan. Ya, mungkin. Pokoknya harapanku kita bisa bertemu lagi dan bertukar cerita kehidupan lagi seperti kurang lebih 2 tahun lalu. Saat semuanya masih berjalan sempurna. Saat semuanya masih indah. Saat semuanya seperti yang kita inginkan.

***

2.12.12

That day

Just a month ago from today

November 4th, 2012.
Will always be my favorite day
Will always be my special day
Will always be my day-to-remember

I bet you have already forgotten about it, rite?
About what happened on that day?

I bet you don't know what I felt inside on that day
You don't know that I felt like the most special person on that day
You don't know that you made my day on that day
And you don't know that I always feel this way, for you
Yes, bro even if you don't feel the same way
I will always do



24.10.12

I dunno what's on my mind
But I know what's on my heart
Yeah, this called moved on, baby!

And now, I really know what this feeling is
Yeah, I like that one person

And that's it
Because the way I'm feeling,
I just cant deny :-)




14.5.11


 N ▲ W D I R 


 im in love! 



thanks for made my day, make me fly, make me confused, make me smile, make me laugh, make me sad, make me wait :) THANKS FOR ALL hihi


#np that should be me - justin bieber
#np ku menunggu -rossa :DDD