20.11.13

Jika & Hanya Jika

Tahun ini, hari ke-dua puluh bulan ke-sebelas.
Dua tahun kemarin, hari ke-dua puluh bulan ke-sebelas juga.

Memendam selama itu bukan suatu yang mudah, namun pula bukan suatu yang sulit. Awalnya hanya secuil mengagumi kemudian berubah menjadi harapan yang berujung pada mimpi.

Beberapa tahun menjadi rahasia umum, saya pada dia. Dia? Tidak ada yang tahu.
Kaku dan dingin dan tertutup namun menyenangkan, saya kira.

Semuanya berubah, saya dan dia semakin dewasa.
Saat dia mulai memudar dari pandangan saya, dia.... datang.
Berawal dari media sosial ber-ikon ungu dengan satu emotikon, kami memulai.
Untungnya sesuatu itu masih tersisa di saya.

Satu minggu pagi yang cerah, satu sepeda bersandar di tembok rumah saya.
Pemiliknya meminta saya untuk keluar rumah, menemui dia.
Begitu cepat, namun begitu lama.
Kami memulai sebenar-benarnya. Saya, dia menjadi k a m i.

Dia, tidak dapat dideskripsikan. Nyaman, tenang, sabar ya mungkin itu salah satu kata dari banyak sekali kata yang dapat saya gambarkan.
Namun, begitu saja. Hanya seumur jagung. Diakhiri, karena saya. 
Saya yang kurang jelas kenapa.Saya yang kurang jelas ada apa.

Disini ada penyesalan. Bukan penyesalan seperti itu.
Saya hanya.... merasa jahat. Sangat jahat.
Saya juga.... merasa telah menyia-nyiakan, sesuatu yang seharusnya berharga untuk diperjuangkan.

Mungkin maaf? Untuk dahulu, sekarang dan nanti.
Saya takut... kata banyak orang akan menjadi benar.



Ah, tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar