7.3.13

Satu Keping Hati


Ternyata menelusuri hatimu tidak semudah yang ku kira. Ku kira permukaannya terbentang luas bagaikan permadani langit milik alam. Nyatanya, ada saja satu bagian yang berlubang  dan mungkin bagian tersebut hilang di penglihatanku.

Apa ada yang pernah memiliki namun tidak merasa seutuhnya? Atau hanya aku yang hiperbola karena sedang merasa seperti itu? Aku tidak tahu apa nama perasaan ini, aku cuman tau wujudnya. Sebenarnya rasa ini tak terdeskripsikan... namun sedikit kata yang bisa sedikit menggambarkan yaitu seperti rasa sayang selalu terselimut rasa khawatir yang menggunung karena terlalu banyak pertanyaan tak terjawab saat melihat 'hal-hal' yang membuat hati gelisah.

"Ah, masa iya? Jangan bilang gitu dong, sedih."

"Ah, yang bener masih kayak gitu? Beneran liat sendiri?"

"Sering banget masih kayak gitu emang?"

"Ini maksudnya apa ya?"

Begitu kira-kira pertanyaan hatiku-untuk-merespon-'mereka'-yang bercerita-tentangmu-padaku yang tidak bisa terbendung dan sesekali berbentur menjadi air yang kemudian dengan tidak sengaja tumpah dengan sendirinya dari bilik mata. Siapa yang bisa menjawab, menurutku hanya satu keping hatimu yang hilang dan mungkin masih tertinggal padanya.

Tahu diri dan mencoba mengerti. Dua frase itu yang selalu ku tanam dalam otakku walau terkadang hati tidak bisa setegar otakku. Aku harus tahu diri karena mereka memang begitu adanya. Dan soal mencoba mengerti? Ya, mencoba mengerti karena lagi-lagi mereka begitu adanya. Siapa aku untuk bisa melarang hubungan antara dua orang? 

Hanya waktu yang bisa menjawab soal memiliki seutuhnya ini. Aku disini, hanya bisa berharap satu keping hati yang mungkin masih tertinggal itu kembali dan tersusun sempurna sehingga menjadi utuh dan bisa terduduk manis di pangkuan hatiku. Selamanya.

inspired by : http://daraprayoga.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar